Berbicara soal kopi, banyak yang setuju bahwa kopi pada dasarnya memiliki rasa yang pahit. Tidak sedikit orang yang enggan meminum kopi karena rasa pahitnya. Lalu, kenapa saat ini kopi menjadi salah satu pilihan favorit untuk dinikmati?
Perkembangan kopi saat ini begitu pesat. Kopi semakin ramah untuk dinikmati oleh semua kalangan. Mulai dari pecinta kopi, hingga orang yang baru mulai meminum kopi, baik pria maupun wanita gemar menikmati kopi. Kopi merupakan salah satu minunam favorit untuk menemani beragam aktivitas.
Saat ini, sudah banyak yang ‘akrab’ mengenal kopi single origin seperti Kopi Aceh Gayo, Toraja, Mandheling, Bali Kintamani hingga Kopi Ethiopia dan Kenya, kini saatnya berkenalan dengan ragam cita rasa dari specialty coffee.
Seiring bertambahnya penikmat kopi, perkembangan mengenai pengetahuan akan kopi itu sendiri juga semakin mendalam, terutama untuk specialty coffee.
Kopi dengan kualitas baik inilah yang kemudian biasa disebut sebagai Kopi spesialti atau speciality coffee. Untuk specialty coffee, dari awal pembibitan hingga akhir kopi ini menjadi secangkir kopi akan dijaga standarisasinya. Specialty coffee mengacu pada sebutan kopi yang memiliki skor diatas 80 poin dan skala skor tertinggi pada skor 100 poin menurut perhitungan SCAA (Specialty Coffee Association of America).
Untuk mencapai skor specialty tanaman kopi sangat diperhatikan dengan teliti cara perawatan, cara panen, hingga proses distribusi. Green bean biji kopi harus memenuhi syarat bebas dari coffee defect, kemudian biji kopi setelah masuk dalam proses sangrai akan juga dilakukan tahap cupping untuk proses uji kualitasnya dengan menggunakan standar protokol dari SCAA. Istilah Specialty Coffee sesuai dengan namanya, yaitu sebuah penilaian terhadap kopi dengan aroma dan rasa yang istimewa, di atas kopi rata-rata pada umumnya.
Lalu, bagaimana rasa dari Specialty Coffee? Specialty Coffee dikenal sebagai kopi yang kaya rasa. Tidak heran, saat ini mulai banyak yang dapat menikmati kopi dengan aroma dan rasa yang unik, seperti kopi dengan rasa cocoa, buah-buah tropis dan lainnya yang dapat muncul dari segelas Specialty Coffee. Rasa-rasa tersebut muncul secara alami tanpa tambahan bahan baku lainnya (seperti gula dan susu) dan biasa disajikan dalam secangkir kopi hitam melalui metode seduh manual. Hal ini jauh berbeda dengan kopi yang biasanya hanya menampilkan karakter ‘pahit’ ketika dinikmati. Kita bisa mengenal lebih jauh mengenai flavor wheel dari kopi.
Flavor wheel atau roda rasa menjadi acuan kebanyakan pegiat kopi di seluruh dunia untuk mengidentifikasi rasa apa saja yang ditemukan di kopi. Flavor wheel yang berkembang sejauh ini adalah flavor wheel yang berasal dari SCAA (Specialty Coffee Association of America) atau Asosiasi Kopi Spesialti Amerika dan World Coffee Research, yang dibuat untuk membantu uji cita rasa dari kopi. Flavor wheel ini dapat kita gunakan untuk mengenal ragam cita rasa kopi.
• Aceh Gayo
Kopi Gayo sebagian besar ditanam di dataran Tinggi. Kopi asli dari Provinsi Aceh, daerah tropis ini memiliki karakter rasa yang khas yaitu kopi dengan sedikit rasa rempah (spice), seperti jahe, cengkeh, serai dan sensasi lainnya.
• Toraja Kalosi
Kopi asal Sulawesi ini secara umum menampilkan ciri karakter rempah-rempah atau kacang-kacangan, seperti kayu manis. Kopi toraja kalosi sendiri memiliki aroma kopi khas dengan tingkat keasaman yang rendah, halus, lembut, cita rasa floral dan fruity.
• Mandailing
Kopi ini berasal dari Sumatra Utara, tepatnya di Kabupaten Mandailing Natal. Kopi mandailing atau juga dikenal dengan sebutan kopi mandheling memiliki karakter rasa manis. Kelebihan dari kopi mandailing adalah pada aroma floral yang wangi.
• Bali Kintamani
Karakter rasa kopi bali kintamani yang unik adalah rasa asam segar seperti buah jeruk (citrus) atau limau dengan aroma yang dihasilkan sangat kuat dan manis.
Ternyata kopi itu tidak melulu rasa pahit ya, yuk lebih dekat lagi dengan kopi!