Ma Ba’te, Menikmati Kopi dari Kuali Tanah Liat

Cita rasa nikmat tetap bisa dinikmati dari proses sangrai secara tradisional. Proses menyangrai kopi menggunakan kuali dari tanah liat oleh masyarakat Makale Utara, Tana Toraja.

Menyangrai kopi menggunakan kuali dari tanah liat ini oleh masyarakat setempat disebu Ma Ba’te. Ibu-ibu dari
Perseketuan Wanita Gereja Toraja (PWGT) dari Klasis Makale Utara, bahkan membuat kontes khusus menyangrai kopi secara tradisional.

Kontes Ma ba’te ini diikuti sebanyak 26 orang peserta dari berbagai perwakilan gereja-gereja yang ada di sekitar Makale Utara. Para ibu-ibu saling menunjukkan kepiawaiannya dalam menyangrai kopi.

Perlombaan berlangsung cukup ketat. Melibatkan 5 dewan juri yang cukup berkompeten dari PT. Sulotco Jaya abadi. Menyangrai kopi dengan cara ini dimulai dengan memanaskan biji di atas kuali yang terbuat dari tanah liat
tanpa dibubuhi minyak. Proses sangrai dilakukan sampai biji kopi berubah warna.

Aroma kuali dari tanah liat akan membuat kopi ini semakin nikmat karena akan menempel di bji kopi sampai pada saat proses seduh.

Setelah tahap menyangrai kopi secara tradisional selesai di lanjutkan dengan tahapan selanjutnya di mana para peserta menyajikan kopinya dan akan dinilai oleh team juri.

Pada tahap penilaian team juri menggunakan standar nilai yang cukup sederhana. Mulai dari tingkatan warna, aroma, Rasa, cara penyajian dan tingkat kebersihan pada saat melakukan penyeduhan.

Ada hal yang cukup lucu, di mana semua para peserta menambahkan gula pada kopi, para tim juri mencicipi kopi
manis sehingga dalam penilaian di poin rasa juri memberikan nilai minus.

Tibalah akhirnya penentuan juara, siapa yang memenangkan lomba Ma ba’te kopi dengan cara tradisional, pengumuman berlangsung cukup seru karena semua ibu-ibu bersorak gembira menunggu hasil atas kopi yang mereka sajikan. Untuk juara I dimenangkan oleh Jemaat Siguntu, Juara II dari Jemaat Buisun sedangkan untuk juara III dari Jemaat Parampo.

Hadirnya PT. Sulotco dalam perlombaan tersebut selain sebagai tim juri, juga memberikan pemahaman tentang kopi
baik dari segi teknik budidaya sampai pada tahap uji cita rasa (cupping), karena untuk uji cita rasa dipengaruhi oleh teknik budidaya yang baik (60%), cara dan metode level roasting (30%) serta penyajian (10%).

Ada sebuah harapan di mana ke depannya masyarakat Toraja mengetahui 3 hal yang penting tersebut sampai akhirnya mendapatkan seduhan yang nikmat untuk di setiap cangkir.

Salam Generasi Kopi.

2020-12-30T04:12:53+00:00